22 September 2011

Manfaat Pijat Refleksi Kaki

Titik Pijat Refleksi Kaki
Pernahkah Anda berjalan dengan kaki telanjang di atas hamparan batu kecil berbentuk bulat lonjong? Ingatkah bagaimana rasanya?
Jika melakukan itu, setiap orang mungkin akan merasakan hal yang sama, yaitu rasa segar ketika bebatuan menekan-nekan telapak kaki. Perasaan rileks dan segar pun langsung menyeruak ke sekujur tubuh. Bagaimana ini bisa terjadi?
Seperti dikatakan pakar pengobatan tradisional Prof Hembing Wijayakusuma, tekanan batu pada telapak kaki memberikan rangsangan bioelektrik pada organ tubuh yang berhubungan dengan titik syaraf telapak kaki. ”Rangsangan bioelektrik memperlancar aliran darah sehingga tubuh menjadi segar.”
Walau berkhasiat, namun bertelanjang kaki di atas hamparan bebatuan berkarakter tumpul tak selalu mudah dilakukan. Ini karena hamparan bebatuan seperti itu kadangkala sulit ditemui. Jika pun ada hamparan bebatuan, seringkali terselip satu dua buah batu berbentuk runcing yang dapat melukai kaki.
Tapi Anda tak perlu khawatir. Mendapatkan rangsangan bioelektrik yang bermanfaat itu tak selalu harus dilakukan dengan bertelanjang kaki di atas hamparan bebatuan. Anda bisa memperoleh manfaat itu melalui terapi pijat refleksi kaki dengan menggunakan tangan. ”Terlebih, terapi refleksi kaki ini bisa dilakukan sendiri,” kata Hembing.
Terapi pijat refleksi kaki dapat memberikan efek relaksasi yang serupa dengan ketika berjalan di atas bebatuan. Pemijatan pada telapak kaki akan memberikan rangsangan yang mampu memperlancar aliran darah dan cairan tubuh. Hasilnya, sirkulasi penyaluran nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh menjadi lancar tanpa ada hambatan sedikit pun.
Lebih lanjut, sirkulasi aliran darah yang lancar itu akan memberikan efek relaksasi dan kesegaran pada seluruh anggota tubuh. ”Tubuh mengalami kondisi keseimbangan,” jelas guru besar yang telah menulis sekitar 70 buku ini.
Inti terapi pijat refleksi kaki, menurut Hembing, terletak pada pengaktifan refleks pada kaki yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Untuk diketahui, telapak kaki manusia memiliki titik-titik syaraf yang berhubungan dengan organ-organ tubuh lainnya. ”Nah, cara kerja terapi pijat refleksi kaki adalah memberikan rangsangan relaksasi pada bagian tubuh yang berhubungan dengan titik syaraf kaki yang dipijat.”
Karena itu, pemahaman tentang simpul-simpul syaraf pada telapak kaki sangatlah penting. Letak titik-titik syaraf pada kaki harus diketahui dengan baik dan benar. Misalnya, posisi syaraf kaki yang menghubungkan dahi kanan terletak pada ujung jari kaki kiri. Sementara titik syaraf kaki yang menghubungkan organ kandung kemih berada pada kedua telapak kaki bagian sisi dalam.
Masih menurut Hembing, setiap organ tubuh memiliki keterhubungan dengan titik-titik syaraf yang terdapat pada telapak kaki. Organ jantung, paru-paru, lambung, dan hati memiliki titik-titik syaraf tersendiri pada telapak kaki. Begitu pula dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Terdapat 36 titik syaraf telapak kaki yang masing-masing menghubungkan anggota-anggota tubuh tertentu.
Selain pemahaman terhadap simpul-simpul syaraf pada telapak kaki, keberhasilan terapi pijat refleksi kaki juga ditentukan oleh teknik pemijatan. Ada berbagai macam cara memijat titik-titik syaraf telapak kaki. Penekanan bisa dilakukan dengan membengkokkan jari tengah dan telunjuk, sementara jari lainnya mengepal keras. Pada teknik ini, titik penekanan terdapat pada jari tengah dan sendi tengah jari telunjuk.
Pemijatan juga bisa dilakukan dengan memusatkan titik tekan pada ibu jari. Caranya, penekanan titik syaraf telapak kaki dilakukan dengan menggunakan perut ibu jari, sementara keempat jari lainnya membentuk posisi 60 derajat. Dalam bukunya berjudul Terapi Pijat Refleksi Kaki, Hembing mengutarakan 12 teknik pemijatan syaraf telapak kaki yang bisa dipraktekkan oleh pembaca buku ini di rumah.
Pengetahuan tentang titik syaraf telapak kaki dan teknik pemijatan yang benar ternyata belum cukup dijadikan jaminan keberhasilan dalam melakukan terapi ini. Ada beberapa hal lain yang juga perlu diperhatikan. ”Kondisi ruang terapi harus diperhatikan,” ujar pria yang duduk dalam senat guru besar Universitas Bung Karno (UBK) ini.
Terapi ini sebaiknya dilakukan di ruang yang bersih, nyaman, tenang, dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Kondisi tersebut dapat membantu pasien menjadi lebih tenang dan nyaman. Selain itu, waktu pemberian terapi juga harus diperhatikan yaitu sekitar 30 menit, dengan frekuensi 3-6 hari sekali untuk mencegah penyakit, dan 2-3 hari sekali untuk mengatasi gangguan penyakit. Kondisi telapak kaki pasien pun tidak dalam keadaan luka.
Harus pula diingat, terapi pijat refleksi kaki mesti dilakukan secara menyeluruh. Artinya, pemijatan tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja. Proses penanganan kasus telinga berdenging misalnya, tidak hanya menekan titik syaraf kaki yang berhubungan dengan telinga. Pemijatan titik syaraf telapak kaki yang berhubungan dengan organ kepala, ginjal, dan kelenjar getah bening juga mesti dilakukan. ”Semua organ itu berkaitan dengan organ telinga,” kata Hembing.
Apakah terapi ini memiliki efek samping? Ditegaskan Hembing, terapi ini tidak memiliki efek samping selama dilakukan secara baik dan sesuai petunjuk.

Sumber : Republika.co.id
Selengkapnya

21 September 2011

Minyak Goreng yang Menghitam Berpotensi Menjadi Racun

Bagaimana cara Anda menggoreng makanan? Ahli kesehatan gizi dari Koalisi Fortifikasi Indonesia, Virginia Kadarsan, mengatakan menggoreng dengan minyak goreng yang dipakai berulang-ulang berbahaya bagi kesehatan.
Menurut dia, konsumen perlu mengetahui apa bahayanya menggoreng dengan minyak yang sama berkali-kali.
Sementara Ketua Koalisi Fortifikasi Indonesia (KFI), Soekirman, mengatakan minyak goreng yang telah berwarna hitam karena dipakai berulang-ulang justru dapat menimbulkan racun. "Konsumen harus jeli memilih minyak goreng untuk dikonsumsi," kata dia.
Fortifikasi adalah penambahan satu atau lebih zat gizi mikro dalam bahan makanan. Sekarang ini pemerintah juga tengah mengupayakan fortifikasi vitamin A dalam minyak goreng. Soekirman menambahkan, sekarang ini fortifikasi hanya dilakukan secara sukarela dan belum menjadi kewajiban.

Sumber : Republika.co.id
Selengkapnya

16 September 2011

Golongan darah menentukan siapa anda

Orang Jepang meneliti berbagai jenis golongan darah dan hubungannya dengan kepribadian manusia. Riset golongan darah ini dimulai sejak tahun 1933 oleh Furukawa Takeji dan terus dikembangkan oleh the Blood Type Humanic Research di Jepang.
Berdasarkan hasil tes darah, penelitian ini dipercaya dapat menentukan karakter asli Anda.
Berikut adalah kepribadian secara umum berdasarkan golongan darah:
Golongan darah A Biasanya terorganisir, perfeksionis, konsisten, berkepala dingin, teliti, detil, sabar dan kalem. Berkarakter tegas, dapat diandalkan dan keras kepala. Mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh. Mereka menekan perasaan mereka sendiri daripada menunjukkannya dan berusaha bersikap sewajar mungkin. Namun mereka keras terhadap orang-orang yang tak sependapat dengan mereka.
Golongan darah B Mereka memiliki antusias yang tinggi dan semangat yang menggebu-gebu bila tertarik dengan sesuatu, namun cepat juga bosan. Selain itu, mereka memiliki banyak hobi dan kegemaran.
Namun, mereka cenderung melalaikan sesuatu jika sedang fokus dengan kesibukan lain. Mereka terlihat santai dan tidak serius, namun mereka mengutarakan apa yang ada didalam pikiran mereka tanpa rasa takut. Selain itu, mereka selalu ingin menikmati hidup, karena itu golongan darah B jarang terkena stress.
Golongan darah O Tipe ini biasanya berjiwa besar dan sering menjadi problem-solver. Mereka juga memiliki daya konsentrasi tinggi, namun tidak suka dengan hal-hal detil.
Selain itu mereka pandai menutupi sesuatu sehingga terlihat selalu riang dan damai, mereka juga pandai menciptakan gairah dan keharmonisan dalam suatu grup. Orang dengan golongan darah ini juga memiliki energi tinggi dan menyukai olahraga.
Golongan darah AB Hasil riset tes darah untuk golongan darah AB ini biasanya menunjukkan kepribadian yang unik, yaitu seperti memiliki dua kepribadian. Mereka biasanya memiliki banyak teman karena penuh perhatian dengan perasaan orang lain namun mereka keras terhadap diri sendiri dan juga dengan orang-orang yang didekatnya.
Mereka juga termasuk orang yang sentimental dan memiliki pola pikir yang unik. Selain penelitian diatas, tentu saja karakter manusia berkembang oleh faktor lingkungan, latar belakang pendidikan dan keluarga.

Selengkapnya