08 Agustus 2011

Cara Merangsang Gerak Janin, Musik Klasik Bagi Janin

Ada beberapa anggapan, musik klasik, umpamanya, mampu meningkatkan kecerdasan pada janin. Namun, belum banyak bukti empiris signifikan yang menegaskan kebenaran pernyataan itu.
“Terlepas dari benar atau tidaknya pendapat itu, sebenarnya musik itu sifatnya personal. Artinya, tiap orang mempunyai interpretasi berbeda, sehingga mampu menimbulkan perasaan nyaman, senang, dan rileks. Dengan perasaan tersebut, membuat janin lebih rileks, juga menunjang perkembangannya kelak,” buka Bernadeta yang akrab disapa Deta, psikolog dari Senior Consultant Experd Consultant.
Pilihlah Musik Tenang
Kegiatan memperdengarkan musik kepada janin sesering mungkin dapat mendukung stimulus suara dari luar rahim, sehingga mengembangkan kemampuan janin dalam berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan dunia di luar rahim.
Nah, ada beberapa catatan bagi bumil untuk selektif dalam memilih musik. “Pilihlah musik yang tenang, tidak terlalu keras, dan tempo tidak terlalu menghentak. Sangat tidak disarankan memperdengarkan janin musik rock (heavy metal) karena denyut jantung dan adrenalin akan meningkat, sehingga menimbulkan gejolak emosi yang cukup tinggi. Akibatnya, bumil gampang marah, sensitif, atau perasaannya tidak tenang,” kupasnya sembari mengingatkan efek musik rock bisa memengaruhi janin secara tidak langsung.
Musik Klasik
Jenis musik yang direkomendasikan untuk diperdengarkan kepada bumil dan janin adalah musik yang dinamikanya dan tingkat kompleksitasnya sederhana. Umpamanya, musik klasik zaman Barok (Baroque) seperti komponis Claudio Monteverdi, Henry Purcell, Johann Sebastian Bach, Jean-Philippe Rameau, George Frideric Handel, dan Antonio Vivaldi.
Pasalnya, musik klasik pada jaman ini menggunakan piano tunggal, trio atau kwartet biola, sehingga lebih mudah untuk dinikmati. Dengan begitu, rangsangan stimulus yang ditimbulkan tidak bertubi-tubi, sehingga bumil dan janin menjadi rileks.
“Musik berkarakter lullaby seperti pengantar tidur, relaksasi, juga dapat dijadikan stimulus positif bagi bumil dan janin,” imbuh Deta.
Tak lupa, ia berpesan agar bumil memahami emosi atau makna dari lagu yang sedang dinikmatinya, apakah lirik atau tema lagu tersebut bernuansa sedih, bahagia, harapan, dan sebagainya.
Nah, hindari lagu-lagu dengan lirik yang mengandung kesedihan, putus asa, atau patah hati. Sebaliknya, carilah lagu dengan lirik positif supaya pikiran bumil lebih positif, ceria, dan menimbulkan perasaan bahagia.
Dengar Musik di Mana?
Mengenai cara mendengarkan musik, itu terserah bumil! Misalnya, bumil mendengarkan musik lewat radio atau tape di rumah, atau dalam perjalanan di mobil. Bisa juga bumil menghadiri resital atau pertunjukan musik secara langsung.
Sembari beraktivitas pun tak masalah. Pun mendengarkan lagu sambil mengikuti kata-kata atau liriknya, berdansa, berdendang ditambah stimulus gerak melalui elusan, atau ketika melakukan senam hamil atau relaksasi. Ini bahkan lebih baik! Dengan menggabungkan antara pendengaran (musik) dan kegiatan motorik, maka stimulus yang diberikan kepada janin pun lebih terasa.
Memperdengarkan musik kepada janin pun sama dengan cara bumil menikmati musik. Cukup menyetel radio atau tape, atau mendendangkan lagu (irama musik). Namun, Moms tidak perlu memperdengarkan dengan menempelkan earphone langsung di perut. Hal ini dilakukan demi memperkecil risiko stimulus berlebihan.
Benarkah Musik Memengaruhi Gerak Janin
“Ya, musik memengaruhi gerak janin dalam perut, utamanya keteraturan detak jantung pada bayi. Sebaiknya, musik diperdengarkan secara konsisten dan teratur, sehingga ritme ketukan pada musik dapat membuat napas bumil dan gerakan bayi lebih tenang dan teratur,” saran Deta.
Namun, lanjutnya, anggapan musik dapat memutar bayi sungsang masih belum dapat dibuktikan secara signifikan, apakah memang hal itu disebabkan musik, atau gerakan bumil yang menyebabkan bayi dapat memutar kembali ke posisi awal.
Stimulasi Musik Jadikan Anak Cerdas?
Anak cerdas? Pasti setiap orangtua mendambakannya. Sebenarnya, kecerdasan itu dipengaruhi banyak stimulus lho Moms, seperti: stimulus fisiologis, misalnya, asupan gizi, omega 3, nutrisi, dan sejenisnya; stimulus kognitif, berupa pengetahuan, komunikasi, dan pengalaman; dan stimulus afektif, yaitu emosi.
Nah, musik merupakan salah satu stimulus afektif. Sehingga, kontribusi musik memang belum dapat dipastikan terhadap pembentukan kecerdasan janin.
Logika sederhananya, papar Deta, dengan adanya emosi yang positif, maka janin/bayi dapat terbantu dalam proses tumbuh kembang secara keseluruhan.

Sumber : Okezone

Tidak ada komentar: